Parlemen Pakistan Pertanyakan Relasi Militer Dengan Demokrasi Indonesia

11-02-2013 / B.K.S.A.P.

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAPDPR-RI Hayono Isman mengungkapkan, walaupun Pakistan telah menjadi negara demokrasi lebih awal dibanding Indonesia,  namun mereka ingin belajar tentang Indonesia mengelola demokrasinya. Khususnya peranan militer Indonesia, sehingga demokrasi Indonesia  berjalan dengan baik dan lebih sukses dari pada demokrasi di Pakistan.

Hal itu diutarakan Hayono Isman seusai memimpin  pertemuan BKSAP dengan Delegasi Parlemen Pakistan  dipimpin Mushahid Hussain Sayed  di lantai IV Gedung Nusantara III Senayan, Jakarta Senin (11/2).

Menurut Hayonokepada Delegasi Parlemen Pakistan yang didampingi Organisasi Pengembangan Hukum dan Transparansi Pakistan  dijelaskan pula mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia. Indonesia, lanjut politisi Partai Demokrat ini,  tidak bisa melupakan bagaimana dengan pernyataan mundur Presiden Soeharto dengan dukungan militer, telah memberi  jalan bagi perkembangan demokrasi.

Ini yang kita sampaikan. Sayang, sikap mundur Presiden Soeharto ini  tidak diikuti seperti Libia dan Suriah dimana Presidennya tidak menyatakan mundur, sehingga berakibat parah kepada kondisi negara-negara tersebut,” terangnya.

Oleh karena itu, kunjungan Delegasi Parlemen Pakistan ingin mengetahui persis bagaimana relasi  militer sekarang ini dengan demokrasi  dengan pemerintahan sipil. Hayono menjelaskan bahwa militer Indonesia sekarang ini sudah sepenuhnya mendedikasikan dirinya kepada  TNI yang profesional, tidak lagi masuk ke wilayah politik.

Pada kesempatan ini disinggung pula bahwa banyak pensiunan militer yang masuk ke dalam politik. Ketika ditanya apakah ada militer yang masuk parlemen, ujar Hayono Isman, sekarang tidak ada lagi. “ Tapi pensiunan miliiter boleh aktif ke dalam politik dan mereka menjadi pimpiinan partai politik. Bahkan ada yang  menjadi calon Presiden untuk pemilu 2014,” kata Hayono menambahkan.

Hadir pula dalam acara ini anggota BKSAP Najib Ibrahim, Atte Sugandhi, Muhammad Hatta, Idris Sugeng, Azam  Azwan Natawijaya dan Chusnunia Chalim.(mp)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Perkokoh Komitmen Dukung Palestina, Mardani Temui Organisasi Kemanusiaan Peduli Palestina
04-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI semakin memperkuat dukungan terhadap perjuangan Palestina dengan merangkul berbagai...
Guatemala Tertarik Bergabung dalam Grup Kerja Sama Bilateral Indonesia
03-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Guatemala untuk Indonesia, Maynor Jacobo...
BKSAP Perkuat Kolaborasi Kemanusiaan untuk Palestina
31-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar pertemuan kedua dengan organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga kemanusiaan...
BKSAP Ajak Media Perkuat Diplomasi untuk Perlindungan PMI
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengajak media untuk berperan aktif dalam menyebarluaskan berbagai upaya...